Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Velasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, intitusi dan perilaku bisnis.
Jadi, etika bisnisdalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat.
3 Faktor Utama Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Etika:
- Perbedaan Budaya, perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan negara Amerika Serikat, Afrika, India, dll. Hal yang sama, orang Sunda berbeda perilaku bisnisnya dengan orang Batak, Madura atau Jawa. Semua ini disebabkan oleh adanya perbedaan budaya.
- Pengetahuan, semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam mebuat keputusan-keputusan yang etis. Pemimpin bisnis harus memiliki pemecahan masalah dan secara aktif mencari informasi terkait isu-isu potensial masalah etika dan bertindak secara efektif dan tepat waktu. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang yang dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
- Perilaku Organisasi, dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika. Perusahaan dengan praktek-praktek etika yang kuat menetapkan suatu contoh yang baik untuk karyawan. Untuk menghindari pelanggaran etika, banyak perusahaan secara proaktif mengembangkan program-program yang merupakan kombinasi dari pelatihan, komunikasi dan variasi beberapa sumber yang dirancang untuk memperbaiki perilaku etika karyawan.
Kesalingtergantungan bekerja didasarkan pada relasi kesetaraan egalitarianisme. Manusia bekerjasama, bergotong-royong dengan sesama memegang prinsip kesetaraan. Tidak akan tercipta gotong-royong jika manusia terlalu percaya kepada keunggulan diri dibanding yang lain. Entah itu keunggulan ras, agama, suku, dll.
Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melaikna lebih kompleks lagi. Artinya, sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang lebih tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
Perkembangan dalam Etika Bisnis
- dari shareholderske stakeholders, muncul 'corporate social conduct'
- stakeholders impact analysis, keputusan yang dibuat merefleksikan 'ethical values'
- role and conduct, loyal terhadap kepentingan publik dan menghindari conflict of interset
- governance, internatioanl code of conductbagi akuntan dan reformasi berkaitan dengan tanggung jawab akuntan
- service offered
http://www.stiebanten.com/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=15&Itemid=41
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/371/jbptunikompp-gdl-eddysoerya-18531-12-kuliah-1-i.ppt
http://groups.yahoo.com/neo/groups/JST_Plating/conversations/topics/639
http://dion.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35639/BAB+02+PERILAKU+ETIS+DALAM+BISNIS.docx
No comments:
Post a Comment