Akuntasi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi anatar negara, perbandingan prinsip - prinsip akuntansi di negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.
1. Akuntansi Internasional Berbeda Dengan Yang Lainnya
Ada beberapa hal yang menyatakan bahwa akuntansi internasional berbeda dengan yang lainnya. perbedaan studi akuntansi internasional adalah pada:
Pelaporan untuk MNC / MNE (Multi National Corporation)
Dalam akuntansi internasional yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (Multinational Company - MNC) yaitu perusahaan yang kantor pusatnya ada disuatu negara namun beroperasi juga di negara - negara lainnya.
Batas Negara
Batas Negara
Kegiatan transaksi operasional yang dilakukan tidak hanya dalam satu wilayah negara, melainkan melintasi berbagai batas negara.
Pelaporan Untuk Pihak Lain di Negara yang Berbeda
Pelaporan Untuk Pihak Lain di Negara yang Berbeda
Pelaporan ditunjukkan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan. kembali ke perbedaan yang pertama, dikarenakan dalam akuntansi internasional yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional maka pelaporan juga ditunjukkan kepada perusahaan yang memiliki kepentingan yang beroperasi di negara lain.
Perpajakan Internasional
Perpajakan Internasional
Hukum perpajakan yang digunakan adalah hukum perpajakan internasional.
Transaksi Internasional
Transaksi Internasional
Transaksi yang dilakukan perusahaan berorientasi internasional yaitu transaksi yang melibatkan dua atau lebih perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
2. Akuntansi Internasional Terbagi Menjadi 3 Bidang Yang Luas
3 bidang luas yang ada pada akuntansi internasional, yaitu:
Pengukuran
Proses mengidentifikasi, megelompokan dan menghitung aktivitas ekonomi dan transaksi, memberikan masukan yang mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.
Pengungkapan
Proses mengkomunikasikan kepada para pengguna.
Auditing
Proses atestasi terhadap keandalan pengukuran dan komunikasi.
3. Sejarah Akuntansi Internasional dan Trend Kebijakan Sektor Keuangan Nasional
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan
Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan
cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan
tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal
dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di
Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan
sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia
setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha
pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya
sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang
Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu.
Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah
diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis
oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul
Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi
tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian
yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe
mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut
kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para
pengarang berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya
berkembang dengan sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda,
sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku
disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut
Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-
Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa
Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa
revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat.
Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika
Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan
teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan
komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan
dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan
Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi
tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan
berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik
pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai
diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia
berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon).
Trend Kebijakan Sektor Keuangan Nasional
Pemerintah optimis ekonomi akan
semakin lebih baik. Tentu saja ukuran yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi
yang diprediksi mencapai 6,4%, melanjutkan pencapaian 2010. Apalagi, menurut
Presiden Yudhoyono dalam pidatonya di Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi Indonesia
menduduki peringkat ketiga di G-20 setelah China dan India. Bila menggunakan
indikator pertumbuhan ekonomi, klaim tersebut tidak salah.
Pertumbuhan ekonomi 2010 yang hingga
kuartal ketiga mencapai 5,9% memang lebih tinggi daripada target tahun ini yang
sebesar 5,8%. Apalagi indikator keuangan tahun 2010 telah mencetak rekor baru
karena Bursa Efek Indonesia mencatat kenaikan indeks harga saham gabungan
(IHSG) tertinggi di dunia dari 2.575 pada awal tahun, menembus 3.600 pada
Desember tahun ini. Indikator keuangan lainnya, seperti cadangan devisa dan
penguatan nilai tukar rupiah juga menunjukkan peningkatan luar biasa dari hanya
sekitar US$51 miliar menjadi lebih dari US$90 miliar pada akhir 2010. Gelombang
hot money telah menggelembungkan cadangan devisa dan mendorong penguatan nilai
tukar rupiah sebesar 19%, tertinggi di antara negara-negara Asia.
Perlu perubahan dalam politik
anggaran sehingga APBN tidak sekadar kumpulan alokasi dana untuk menstimulasi
laju ekonomi. Namun, juga sebagai alat politik untuk menjaga tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan melakukan perubahan prioritas. Namun, seberapa
besar manfaat dari prestasi keuangan yang kinclong bagi ekonomi nasional? Di
negara mana pun ukuran keberhasilan ekonomi bukan pencapaian sektor keuangan.
Buktinya, sejak awal tahun, hampir semua negara sibuk memainkan kebijakan di
sektor keuangan yang tujuan utamanya untuk menggerakkan sektor riil. Misalnya,
negara-negara maju dan berkembang yang terus berupaya menurunkan suku bunga
mereka hingga mendekati nol dan melemahkan nilai tukarnya untuk mendorong
sektor riil dan mengurangi pengangguran.
Sangat mengherankan bila selama 2010 Indonesia
justru mengambil arah kebijakan yang berbeda dengan tren kebijakan keuangan
negara-negara di dunia. Rupiah yang menguat justru dinilai sebagai kekuatan.
Melambungnya IHSG dianggap prestasi, padahal ada ancaman terjadinya financial
bubbles. Tren kebijakan sektor keuangan tidak terintegrasi dengan strategi dan
kebijakan di sektor perdagangan dan industri. Dengan begitu, tidak ada
pertimbangan jelas mengapa nilai tukar harus dikuatkan atau dilemahkan.
4. Peran Akuntansi Dalam Bidang Usaha dan Pasar Modal Global
Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial karena setia pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Keadaan ini yang menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan keberadaannya dalam bidang usaha dan pasar modal global
Sumber:
http://anith-nithajie.blogspot.com/2013/06/akuntansi-internasional.html
http://eriahandaresta.blogspot.com/2011/03/akuntansi-internasional-minggu-1.html
http://tiwiayublogs.blogspot.com/2013/03/akuntansi-internasional-minggu-1.html
http://www.academia.edu/6468602/BAB_I_PENDAHULUAN_AKUNTANSI_INTERNASIONAL
http://masyari91.wordpress.com/2012/03/16/sejarah-atau-perkembangan-akuntansi-internasional/
http://irsyadrastafara.blogspot.com/2011/03/peran-akuntansi-dalam-bidang-usaha.html
No comments:
Post a Comment